Kamis, 27 Desember 2012

Kunci Digital


Keypad Matrix


Kunci Digital (Electronic Code Lock) adalah piranti elektronik sederhana untuk mengontrol kunci otomatis untuk membuka dan menguncinya menggunakan password.
Untuk membuat ini hanya membutuhkan AT89C2051 sebagai mikrokontroller. LCD 2x16 sebagai tampilannya dan keypad matrix 3x4 sebagai mengaksesnya.
Cara kerjanya yaitu pertama kali dihidupkan status relay on (terkunci) relay ini nantinya dihubungkan ke mekanik kuncinya, untuk membuka passwordnya tekan (5,4,3,2,1) lalu #(enter) jika salah input passwordnya bisa tekan *(clear), jika sudah benar masukan passwordnya rekay akan off (kunci terbuka) dan untuk menguncinya kembali tekan #.
Password ini bisa dirubah terserah anda dengan cara masukan password default (1,2,3,4,5) lalu enter kemudian masukan password masternya (1,2,3,4,5,6,7,8,9,0) enter ..nah baru masukan passwordnya terserah anda....
skematik dan source code disini
lihat videonya disini video design test

Sabtu, 22 Desember 2012

Mini Oscilloscope using LCD 128x64 & ATMEGA32


Features
Frequency measurement
Voltage input
Power supply
Liquid Display Crystal
Measurement display area
Information displaying area:
10Hz - 7.7 kHz
24V AC / 30V DC
12V DC
128x64 pixels
100x64 pixels
28x64 pixels


Description
The operating voltage of the circuit is 12V DC. By this voltage, the power supply is producing 2 voltages. +8.2V for IC1 and +5V for IC2 and IC3. This circuit can measure from +2.5V to -2.5V or from 0 to +5V dependent by S1 position (AC or DC input). By using probe with 1:10 division you can measure almost 10 times higher voltages. Moreover, with S2 you can make an extra division by 2 the input voltage.

How the software triggering works
As you can see the circuit doesn't have any hardware triggering. The triggering function is been made entire in software.
    The steps for triggering are:
      1. The AVR gets up to 15000  Analog to Digital Converter samples and calculates the middle value of the waveform. The number of captured samples is depended on when a full period is completed
      2. Starts again capturing new samples but every sample value must be compared with the previous sample.
      3. If the next sample is higher than the previous sample then our waveform is rising. So AVR goes to step 4. If the next sample value is lower than the previous sample then AVR goes to step 2.
      4. Read the next sample value and compare it with the middle value had been calculated in step 1.
      5. AVR checks if the value of the next captured sample is higher than the middle value.
      6. If it's higher, the beginning of the waveform has been found. The AVR starts capturing the next 100 samples in to the RAM. I choose 100 samples because I left 100 pixels on LCD for displaying the waveform.
      7. AVR Prints these 100 samples on LCD.
      8. AVR starts again from step 1.
You will say: Why AVR starts again from step 1 and not from step 2 ?  AVR starts again the capturing  from step 1 because you can change the peak-to-peak voltage of the waveform (0V - 5V). Changing the input waveform will change the middle value of the waveform.
How is the frequency is calculated
The frequency indication of course is not very accurate. The calculation is been made by counting the time from the beginning of waveform (step 4 in  "How the software triggering works") until the next start of waveform.

Programming The ATmega32
Burn the ATmega32 with AVR_oscilloscope.hex  and select external crystal at the fuses section.
After that, you Must disable the JTAG interface from your ATmega32 microController. If you don't do that, the mega32 will show you the initial screen and when it go to the oscilloscope screen it will restart immediately to the initial screen and it will stay there for ever.
The fuses that must be set in ATmega32 microcontroller.

Calibrations
The only 2 things you have to calibrate is the LCD contrast trimmer P2 and the P1, to move the beam at the center of the LCD. To do that, apply only the power supply to the circuit and adjust the P2 up to the point you will see clear the appeared pixels on the screen. Then, adjust the P1 up to the point the beam is moved at the middle of the LCD (at the horizontal line of the cross).

Usage
   You can move the beam up or down the screen by pressing the buttons S8 or S4 correspondingly to measure the voltage of the signal. 1 volt is taking up 1 square height.
   With S7 and S3 you can increase or decrease the measurement speed. The minimum speed of a waveform that can be displayed on LCD is 460Hz. If you want to view a lower frequency waveform, for example 30 Hz,  you can press the S7 to shrink the waveform or S3 to extend the waveform up to the maximum sampling rate.
   This oscilloscope has an automatic trigger. That means, if you have a continuous signal (ex a triagle waveform) the auto trigger will work perfect. If your signal is not stable (ex a serial transmittion) you can freeze the screen by pressing S6 switch. At his case you can get a snapshoot of your measurment signal. By the time you release the S6, the snapshoot will end.





Sabtu, 08 Desember 2012

All Service Manual, Schematic, Documentation, Programs, Electronic hobby,etc



Bagi anda yang berprofesi sebagai tukang service elektronik radio, tape compo, komputer, laptop dan sejenisnya, masalah anda akan tersolusikan disini

Semua datasheet elektronik bisa anda dapatkan disini
Semua tips perbaikan elektronik bisa anda dapatkan disini
Semua chasis model elektronik bisa anda dapatkan disini
Mencari semua elektronik dalam text bisa anda dapatkan disini
Semua kabel & konektor elektronik bisa anda dapatkan disini

Senin, 03 Desember 2012

Block Interlokal menggunakan Detector DTMF

Melindungi telepon rumah agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak berwenang, merupakan idaman semua pemilik telepon. Pada jaman telepon analog dulu banyak dijual alat anti interlokal, tapi setelah menginjak jaman telepon digital alat semacam itu justru jarang dijumpai lagi, hal ini disebabkan diperlukan tehnologi yang lebih tinggi untuk membuat alat tersebut.
Alat Anti Interlokal dan Pemantau nada DTMF ini disambungkan di antara pesawat telepon dan saluran telepon melalui konektor JP1 dan JP2. JP1 dihubungkan ke pesawat telepon dan JP2 dihubungkan ke saluran telepon dari Telekom.
Alat ini memantau sinyal yang ada di saluran telepon, nada DTMF yang ada di saluran telepon dikenali dan diubah bentuk menjadi kode biner. Kode biner yang diterima diubah menjadi kode ASCII dan ditampilkan di Tampilan LCD SED-1200, di samping itu kode biner tersebut diperiksa untuk menentukan apakah nomor telepon yang dituju adalah nomor telepon lokal, jika tidak maka hubungan antara pesawat telepon dan saluran telepon diputus.

 Gambar 1 Rangkaian Lengkap

Pembahasan rangkaian

Rangkaian alat ini terlihat di Gambar 1, ditinjau dari fungsinya bisa dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah AT89C2051 sebagai pusat pengendali alat, bagian kedua adalah Tampilan LCD SED-1200 sebagai penamping nomor telepon, dan bagian ketiga adalah sisa rangkaian yang berfungsi sebagai rangkaian interface saluran telepon.

Rangkaian Mikrokontroler

Bagian pertama merupakan rangkaian baku AT89C2051, rangkaian reset dibentuk dengan kapasitor C3 dan resistor R3, rangkaian oscilator dibentuk dengan kristal Y1 (12 MHz) dan kapasitor C1 dan C2. Resistor R6 (2K2) berfungsi untuk membuat kaki INT0/P3.2 (kaki 6 AT89C2051) menjadi ‘0’.

Rangkaian Tampilan LCD SED1200

Tampilan LCD SED-1200 di bagian kedua dikendalikan langsung dengan jalur-jalur Port 1 (P1.0 ..P1.7) dari AT89C2051, sebagian dari jalur-jalur ini dipakai juga untuk IC MT8870. Cara mengendalikan SED1200 sudah dibahas dalam artikel Teknik Interface (2) - Epson SED1200 LCD Module.
Dalam rangkaian ini, data mengalir dari AT89C2051 ke SED1200 dan dari MT8870 ke AT89C2051, aliran data ini semuanya melalui D0..D3 yang terhubung ke P1.0..P1.3 (kaki 12 sampai 15 AT89C2051). Jalur SELECT yang dikendalikan oleh kaki P1.5 (kaki 17 AT89C2051) untuk mengaktipkan SED1200 atau MT8870, SELECT=’0’ membuat SED1200 siap menerima data dari D0..D3, sedangkan SELECT=’1’ menghubungkan jalur data MT8870 ke D0..D3.

Rangkaian Interface Saluran Telepon

Rangkaian interface saluran telepon terdiri atas 3 bagian, yakni
· bagian penerima nada DTMF yang intinya adalah IC MT8870
· bagian pendeteksi gagang telepon dibentuk dengan diode bridge D3, Zener diode 12 V (D4), Opto Isolator ISO1 4N35 dan resistor R8,
· bagian pemutus saluran telepon dibentuk dengan resistor R9, tansistor NPN (Q1), dan relay K1 yang Normally Close (NC).
Rangkaian penerima nada DTMF dihubungkan ke saluran telepon lewat kapasitor C4, hal ini dimaksud untuk membendung arus searah dan hanya arus bolak-balik saja yang masuk ke MT8870. Zener Diode D1 dan D2 berfungsi untuk membatasi sinyal bolak balik yang masuk tidak lebih dari ± 3.3 Volt, mengingat sinyal bel merupakan sinyal bolak-balik yang amplitudonya puluhan Volt dan bisa merusak MT8870. Resistor R4 dan R5 dipakai untuk menentukan penguatan sinyal, karena kedua resistor ini nilainya sama (100 Kohm) maka faktor penguatannya 1. Konstanta waktu yang ditentukan dengan C5 dan R7Y2 (3.579545 MHz) dipakai sebagai pembentuk frekuensi standar untuk mengenali frekuensi-frekuensi DTMF. dipakai untuk menentukan waktu minimum nada DTMF sebelum nada itu dikenali sebagai nada DTMF yang benar. Kristal
Cara kerja MT8870 bisa dipelajari di Datasheet MT8870.
Rangkaian pendeteksi gagang telepon mendeteksi letak gagang telepon. Rangkaian ini dihubungkan langsung ke saluran telepon mengingat rangkaian ini tugasnya memantau tegangan searah di saluran telepon. Saat gagang telepon tidak diangkat tegangan searah di saluran telepon bisa mencapat 48 Volt, tegangan tersebut turun menjadi sekitar 6 Volt begitu gagang telepon diangkat.
Dipakai diode bridge untuk memudahkan pemasangan kabel antara alat ini dan sistem telepon (kabel bisa dipasang terbalik), diode Zener 12 V (D4) dipakai untuk mendeteksi tegangan searah, saat gagang telepon diangkat tegangan saluran yang hanya sekitar 6 Volt tidak akan mampu menembus diode Zener yang dipasang secara berlawanan arah, sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui diode di dalam Opto Isolator 4N35 (ISO1) akibatnya transistor dalam ISO1 tidak mengalirkan arus dan tegangan di kaki INT0/P3.2 (kaki 6 AT89C2051) menjadi ‘0’ lewat tahanan R6. Tegangan saluran telepon yang 48 Volt pada saat gagang tidak diangkat akan mengakibatkan transistor dalam ISO1 mengalirkan arus dan tegangan di kaki INT0/P3.2 menjadi ‘1’.
Saat gagang telepon diangkat, tegangan INT0/P3.2 berubah dari ‘1’ menjadi ‘0’, perubahan tegangan ini merupakan siinyal permintaan interupsi bagi AT89C2051. Begitu menerima permintaan interupsi ini AT89C2051 akan menjalankan program layanan interupsi yang harus diletakkan di memori program nomor 3.
Rangkaian pemutus saluran telepon merupakan rangkaian relay yang dikendalikan dengan P3.1 (kaki 3 AT89C2051), relay yang dipakai adalah relay normally close (NC), yakni kontak relay sudah terhubung meskipun kumparannya tidak dialiri arus, saat P3.11’ transistor NPN (Q1) akan mengalirkan arus kumparan relay sehingga kontak relay terlepas dan saluran telepon terputus. menjadi ‘

Pembahasan alat

Di samping rangkaian di atas, kerja alat ini sepenuhnya ditangani dengan perangkat lunak, Gambar 2 memperlihatkan diagram alir program yang membentuk alat ini.
Terlihat dari Gambar 2, pada alat kecil ini sesungguhnya bekerja dua buah program yang berlainan, program pertama (bagian kiri dari gambar) merupakan program utama, program ini dijalankan begitu AT89C2051 mendapat catu daya dan bekerja terus tanpa henti. Program yang kedua adalah program layanan interupsi INT0 (bagian kanan dari gambar), program ini dijalankan pada saat gagang telepon diangkat, setelah selesai mengerjakan program ini AT89C2051 akan kembali mengerjakan program utama.
Gambar 2 Diagram alir
 Persiapan
Bagian pertama dari program utama merupakan Persiapan,
· pertama-tama relay dimatikan untuk menjamin saluran telepon tidak diputus oleh alat ini (baris 2 Potongan Program 1)
· diatur tata kerja SED1200 dan menghapus layar tampilan LCD (baris 3)
· setelah itu AT89C2051 sendiri diatur agar bisa menerima permintaan interupsi dari INT0, sehingga begitu gagang telepon diangkat AT89C2051 bisa menanggapinya dengan program layanan interupsi di memori program nomor 3
o mekanis permintaan interupsi dari kaki INT0 diaktipkan di baris 5
o yang dianggap sebagai permintaan interupsi adalah perubahan tegangan ‘1’ menjadi ‘0’ di kaki INT0 (baris 6)
o sistem interupsi AT89C2051 diaktipkan di baris 7
Gambar 3 Proses pengambilan data DTMF dari MT8870

Potongan Program 1 Mempersiapkan tata kerja alat
01:DTMFmonitor:
02: CLR Relay ; Matikan RELAY - saluran terhubung
03: ACALL SiapkanSED1200
04:
05: SETB EX0 ; pakai interupsi INT0
06: SETB IT0 ; Falling edge triggered
07: SETB EA ; aktipkan sistem interupsi AT89C2051

Baca data DTMF

Berikutnya alat ini menunggu angka dari tombol telepon yang dipencet, selama tidak ada nada DTMF ATM89C2051 akan menunggu terus di sini, memang pada saat ini tidak ada pekerjaan lain yang perlu dilakukan.
· Baris 2 Potongan Program 2 dipakai untuk menghubungkan ‘jalur data’ P1.0..P1.3 ke saluran data MT8870 D0..D7, dan melepas hubungannya ke SED1200
· Proses pengambilan data DTMF dari MT8870 digambarkan di Gambar 3, hal ini dimaksud agar AT89C2051 hanya satu kali saja mengambil dari MT8870 setiap kali ada tombol yang dipencet
o Pada saat tidak ada tombol dipencet kaki StD dari MT8870 yang terhubung ke P3.7 AT89C2051 (sinyal ini dinamakan sebagai NewData) =’0’. AT89C2051 menunggu ada tombol yang dipencet dengan instruksi JNB NewData,* (baris 3), artinya selama P.3.7 masih =’0’ AT89C2051 yang berputar terus di baris 3.
o Setelah ada data DTMF baru, Port 1 dipastikan menjadi input (baris 4) dan data dari MT8870 diambil di baris 5, karena yang dipakai hanya data dari P1.0..P1.3 maka bagian yang dipakai dibuang di baris 6.
o Untuk memastikan data dari MT8870 hanya diambil satu kali saja, AT89C2051 menunggu sinyal NewData menjadi ‘0’ dengan instruksi JB NewData,* di baris 7.

Gambar 3 Proses pengambilan data DTMF dari MT8870
Potongan Program 2 Menunggu tombol angka telepon dipencet
01:BacaMT8870:
02: SETB SELECT ; MT8870 yang aktip, SED1200 non aktip
03: JNB NewData,* ; Selama StD='0', tunggu dulu di sini
04: MOV P1,#$FF ; Membuat Port 1 menjadi input
05: MOV A,P1 ; Ambil data dari MT8870
06: ANL A,#$0F ; Yang diperlukan hanya A0..A3 saja
07: JB NewData,* ; Tunggu sampai nada DTMF sirna

Menyimpan dan menampilkan angka

Angka yang diterima dari MT8870 ditampung dulu di PanampungPanampung ditampilkan ke SED-1200, hal ini digambarkan dalam Gambar 4. Mengingat SED1200 bisa menampilkan 20 huruf/angka maka kapasitas Penampung dibuat 20 byte (Potongan Program 3). yang dibentuk di RAM, kemudian seluruh isi
· Assembler Directive (Pengatur Kerja Assember) .data (baris 1) menyatakan baris-baris berikut adalah variabel yang akan disimpan di RAM
· Baris 2 menyatakan Ram yang dipakai mulai nomor $30 (heksadesimal 30)
· Assembler Directive (Pengatur Kerja Assember) ds (baris 3) menyatakan Penampung adalah variabel yang membutuhkan tempat sebesar 20 byte
Gambar 4 Nomor telepon ditampung dan ditampilkan bersama ke SED1200

Gambar 4 Nomor telepon ditampung dan ditampilkan bersama ke SED1200
Potongan Program 3 Membentuk Memori Penampung sebanyak 20 byte
01: .data ; berikut ini dibentuk di RAM
02: ORG $30 ; mulai dari memori nomor $30
03:Penampung DS 20 ; sediakan 20 byte untuk Panampung
Tampilan angka di SED1200 dibuat seperti tampilan angka di kalkulator, yakni sebelum menampilkan satu angka baru, angka-angka lama di tampilan digeser dulu satu posisi ke kiri, setelah itu angka baru diisikan di posisi paling kanan seperti digambarkan di Gambar 5. Proses ini dilakukan dengan Potongan Program 4 :
· Di baris 2 isi akumulator A yang berisi angka baru dari MT8870 disimpan dulu ke R6, karena dalam baris-baris berikutnya A akan aktip dipakai.
· R0 dan R1 dipakai sebagai register indirect untuk mengalamati angka-angka yang digeser ke kiri. Dibaris 3 dan 4, R0 diisi dengan alamat byte pertama dari Penampung, dan R1 diisi dengan alamat byte kedua dari Penampung.
· Jumlah byte yang dipindahkan sebanyak 19, hal ini diatur di baris 5 dan baris 11
· Pemindahan data dilakukan di baris 7 sampai dengan baris 9
· Tadi yang disimpan di R6 dikembalikan ke A (baris 13) dan dijadikan ASCII di baris 14 kemudian di baris 15 disimpan ke posisi paling kanan
Isi Penampung secara keseluruhan ditampilkan ke LCD di baris 16
 
Gambar 5 Cara menyimpan angka baru

Potongan Program 4 Penyimpanan angka baru dan ditampilkan ke LCD
01:IsikanAngka:
02: MOV R6,A ; Simpan dulu angka yang didapat
03: MOV R1,#Penampung+1 ; data di Penampung+1
04: MOV R0,#Penampung ; akan dipindahkan ke Penampung+0
05: MOV R7,#19 ; digeser 19 kali
06:Pindah:
07: MOV A,@R1 ; Ambil data
08: MOV @R0,A ; Simpan ke posisi sebelumnya
09: INC R0 ; alamat berikutnya
10: INC R1
11: DJNZ R7,Pindah ; sudah 19 kali? Belum pindah lagi
12:
13: MOV A,R6 ; ambil kembali angka yang didapat
14: ADD A,#$30 ; jadikan kode ASCII
15: MOV @R0,A ; simpan ke posisi paling kanan
16: ACALL TampilkanPenampung

Memeriksa nomor telepon interlokal

Tugas program berikutnya adalah mengenali apakah nomor pembicaraan yang diminta adalah nomor telepon lokal, jika nomor lokal maka AT89C2051 meneruskan tugas menunggu tombol nomor telepon dipencet, jika ternyata nomor telepon interlokal maka relay normally close diaktipkan dan saluran telepon diputus, setelah itu progam kembali mengerjakan program dari bagian paling awal.
Nomor telepon lokal atau bukan dibedakan dengan jumlah digit yang dipencet, jika ditekan lebih dari 7 digit dianggap sebagai nomor interlokal. Untuk keperluan ini dipakai bantuan dari variabel Counter. Potongasn Program 5 dijelaskan sebagai berikut :
· Setiap ada angka baru, nilai Counter dinaikkan satu (baris 1)
· Kalau nilai counter masih <7>A masih <7.
· Program masuk ke baris 7 kalau ternyata nomor yang diminta adalah nomor interlokal, saat itu relay diaktipkan sehingga saluran telepon putus. Untuk memastikan hubungan ke kantor telepon benar-benar sudah terputus relay diaktipkan sekitar 2 detik lamanya, waktu tunggu 2 detik ini ditentukan di baris 7 sampai 13.
· Setelah itu AT89C2051 diarahkan menjalakan DTMFmonitor, yakni bagian pertama dari program setelah reset.
Potongan Program 5 Memeriksa nomor telpon, apakah nomor lokal?
01: INC Counter ; tambah lagi satu angka dipencet
02: MOV A,Counter
03: CJNE A,#8,*+3 ; sudah 8 digit?
04: JC BacaMT8870 ; belum, bukan nomor interlokal
05:;
06: SETB Relay ; aktipkan relay, saluran terputus
07: MOV R5,#20
08: MOV R6,#0
09: MOV R7,#0
10:Sebentar:
11: DJNZ R7,Sebentar
12: DJNZ R6,Sebentar
13: DJNZ R5,Sebentar
14: SJMP DTMFmonitor ; kembali seperti saat RESET

Rutin layanan interupsi INT0

Begitu gagang telepon diangkat, AT89C2051 akan menanggapi dengan rutin layanan interupsi INT0 di memori program nomor 3, seperti terlihat di Potongan Program 6.
· Baris 1 meletakkan rutin layanan interupsi ini di memori program nomor 3, yakni tempat yang disediakan untuk rutin layanan interupsi INT0.
· Baris 2 memanggil sub-rutin HapusDisplay yang bertugas menghapus isi Penampung dan me-‘nol’-kan Counter.
· Setelah menjadikan instruksi RETI di baris 3, AT89C2051 akan kembali menjalankan Program Utama.
Potongan Program 6 Rutin Layanan Interupsi INT0
01: ORG ROM+3
02: LCALL HapusDisplay ; Rutin layanan interupsi INT0
03: RETI

Created by wandi



Jumat, 30 November 2012

Protel 99SE di Windows 7


Banyak orang yang bilang bahwa Protel 99SE tidak bisa di install di windows 7,tapi ternyata itu tidak terbukti, saya telah mencobanya dan tested 100% bahwa Protel 99SE bisa di install di windows 7

Bagi yang belum punya softwarenya bisa di Download disini

Cara instal Protel 99SE di Windows 7: 

Jalankan file setup.exe di folder setup dengan cara klik kanan Run as administrator (jangan di open/klik 2x) selanjutnya ikuti instruksinya serta masukkan serial numbernya
Upgrade file protel99seservicepack6.exe yang ada di folder Service Pack 6  dengan cara klik kanan Run as administrator (jangan di open/klik 2x)

Jika saat menambah file library schematic ada pesan error seperti dibawah ini :
Solusinya dengan cara klik menu tools --> find component...-->find now, terus akan muncul deretan jenis file library nya lalu klik file yang anda cari lalu klik add to library list.
Jika dalam library PCB pun akan muncul pesan error tersebut, sementara belum ada solusinya, menurut saya hal tersebut tidak terlalu pusing karena file library PCB sangat mudah untuk meng create sendiri, jadi solusi sementara dengan meng create komponen sendiri.
 
Selesai....Selamat mencoba!


Tutorial Pembuatan Layout PCB Menggunakan PROTEL 9SE di Windows 7

Protel 99SE adalah sebuah software sebagai penunjang untuk mendesain rangkaian (jalur) di pcb. Untuk
memulai menggunakan protel klik windows start menu >> Design explorer. Pada tampilan pertama kita
dihadapkan pada sebuah window yang berisi dengan panel dan toolbar dengan bagian kosong yang
besar disebelah kanan seperti dibawah ini.

 Gambar 1. Tampilan pertama ketika menjalankan protel.

Untuk memulai tutorial, buatlah sebuah desain dengan mengikuti langkah berikut ini:
Pilih File >> New pada menu, maka akan muncul dialog new desain database.
Untuk design storage type pilih MS Access Database.
Untuk Database Filename, berikanlah nama terserah kita mis: projectZtruM.ddb
Pada Database Location, klik tombol browse lalu pilihlah tempat dimana desain akan disimpan.
Klik OK maka dialog akan tertutup dan akan membuka sebuah design explorer.

Gambar 2. Dialog untuk membuat sebuah design.

Setelah dialog tertutup maka akan didapatkan tampilan sebagai berikut :

Gambar 3. Tampilan workspace setelah pembuatan desain.

Sampai langkah ini kita sudah dapat membuat skematik dari rangkaian. Agar lebih terlihat rapih,
maka sebaiknya skematik ditaruh didalam folder yang sudah otomatis ada ketika membuat sebuah
database baru yaitu folder documents. Folder ini dapat diganti namanya sesuai dengan keinginan.
Untuk menyimpan skematik di dalam folder, klik 2x pada folder documents, maka akan didapatkan
tampilan window menjadi berwarna putih polos.

Gambar 4. Tampilan Pada Folder Documents

Langkah‐langkah untuk membuat jalur PCB dengan protel adalah sebagai berikut :
1. Membuat dokumen skematik
2. Membuat dokumen PCB
3. Mengeprint dokumen PCB

Selanjutnya untuk membuat dokumen skematik pada protel akan dijelaskan pada bagian pertama
berikut ini.

 1. Membuat Dokumen Skematik
Untuk membuat dokumen skematik pada protel ikuti langkah berikut:
Dari langkah‐langkah yang sudah dilakukan diatas, klik File >> New.
Akan muncul dialog New Document, pilihlah schematic document, klik OK.
Kemudian akan muncul icon dengan nama default sheet1.sch, berilah nama sesuai dengan
keinginan tanpa menghapus extensi dari file yaitu .sch
Untuk membukanya, klik 2x pada icon schematic tadi.

Gambar 5. Dialog New Document

Ketika dokumen skematik dibuka maka tampilan workspace akan berubah, kita akan mendapatkan dua
buah toolbar yang floating (melayang). Toolbar tersebut dapat ditempatkan dimana saja bisa diatas,
bawah, kiri, kanan dari window utama. Untuk memperbesar tampilan klik ZoomIn pada toolbar yang ada
atau dari menu view >> ZoomIn.

Tips: Untuk memperbesar workspace dari dokumen skematik dapat menggunakan tombol shortcut,
yaitu PageUp untuk ZoomIn dan PageDown untuk ZoomOut.


 Rangkaian yang akan kita buat dapat dilihat pada gambar dibawah ini.


Gambar 5. Rangkaian Multivibrator

Langkah pertama yang kita lakukan adalah mencari skematik untuk setiap komponen yang ada.
Untuk itu kita dapat mencari pada explorer & editor panel yang berada pada sisi kiri atas. Klik pada tab
Browse Sch”. Lalu pada mode browse pilihlah “Libraries” BUKAN “Primitives”. Selanjutnya carilah
komponen yang ada. Untuk Transistor karena yang digunakan mempunyai jenis NPN maka carilah
komponen NPN pada libraries, setelah didapatkan klik “Place” lalu tempatkanlah komponen
diworkspace dengan meng‐klik kiri. Kita akan mendapatkan bahwa komponen akan terus melekat
(mode placement) untuk keluar dari mode placement bisa menekan tombol ESC atau Klik kanan pada
workspace. Carilah semua komponen yang diperlukan pada libraries hingga lengkap.

Tips: Untuk memutar komponen, sebelum menempatkan pada workspace dengan meng‐klik kiri
tekan tombol SPACE, untuk membuatnya menjadi terbalik (mirror) tekan tombol “X”. Jika komponen
sudah ditempatkan dan ingin diputar 900 dsb , maka kita dapat memilih komponen yang akan diputar
dengan meng‐klik kiri sambil ditahan lalu menekan tombol SPACE, untuk membuatnya menjadi mirror
tekan tombol “X”.


Langkah berikutnya adalah menghubungkan semua komponen (wiring). Untuk memulainya, klik
icon /PlaceWire. Untuk menghubungkan, tempatkan kursor pada bagian ujung komponen
misalnya Q1 sehingga kursor akan berubah menjadi lingkaran hitam, klik kiri lalu tempatkan kursor
pada komponen yang akan dihubungkan hingga kursor berubah menjadi lingkaran hitam kemudian klik
kiri kembali. Jika komponen tersebut sudah selesai dihubungkan klik kanan pada mouse, jika dari
komponen tersebut ingin dihubungkan dengan komponen yang lain, tempatkan kursor pada komponen
lain yang akan dihubungkan lalu klik kiri. Untuk keluar dari mode wiring, dapat menekan tombol “ESC”
atau klik kanan 2x.
Setelah semua komponen terhubung dengan baik, langkah berikutnya adalah memberikan
attribut pada komponen. Attribut ini antara lain adalah footprint, designator dan part type. Untuk
melakukannya kita, klik 2x pada objek yang ingin diberikan attribut. Maka akan muncul window seperti
dibawah ini.

Gambar 6. Window untuk Memberikan Attribut

Untuk bagian Footprint berilah footprint untuk transistor, footprint ini dapat dilihat pada
document PCB, untuk itu buatlah sebuah dokumen PCB pada folder Documents dan buka dokumen PCB
tersebut. Pada bagian Explorer dan Editor Panel, pilihlah Libraries. Carilah footprint yang sesuai, jika
tidak ada dapat menambahkan footprint dengan cara klik add/remove pada tab “Browse”. Carilah
libraries yang ingin ditambahkan pada dokumen PCB tersebut, klik “Add” untuk menambahkan,
kemudian klik OK. Jika sudah mendapatkan footprint untuk komponen tersebut, kembalilah kepada
dokumen skematik, lalu isikan nama footprint untuk komponen tersebut.
Pada bagian Designator, isilah dengan menomorkan, misalnya Q? diganti menjadi Q1 untuk
komponen pertama, dan menjadi Q2 untuk komponen kedua, dan selanjutnya sebanyak komponen
yang digunakan dengan jenis yang sama. Begitu pula dengan resistor dan kapasitor. Kemudian untuk
Part Type, isi sesuai dengan jenis komponen yang digunakan, atau nilainya. Misalnya, pada skematik ini
digunakan transistor 2N3904, maka isilah part type dengan nama tersebut. Sedangkan untuk resistor
isilah berapa besar nilai yang digunakan. Misalnya, resistor tersebut mempunyai nilai 100 KΩ, maka
isilah part type 100K. Ulangi semua langkah ini untuk komponen yang lainnya sampai lengkap.
Setelah semua langkah sudah dilakukan, maka skematik sudah siap untuk dibuat jalur PCB‐nya.
Untuk memulainya kita harus membuat sebuah Netlist. Untuk membuatnya, pada toolbar menu pilih
Design >> Create Netlist, pada window yang muncul tidak usah diubah apa‐apa langsung klik OK. Netlist
ini berisi daftar komponen yang digunakan serta koneksinya dengan komponen yang lain. Selanjutnya
tahap pembuatan terakhir yaitu pembuatan PCB akan dijelaskan pada bagian berikut.

2. Membuat Dokumen PCB
Jika pada bagian sebelumnya yaitu membuat dokumen skematik kita sudah mencari footprint
untuk komponen, maka dokumen PCB sudah dibuat. Bukalah dokumen PCB tersebut dengan meng‐klik
2x pada icon dokumen PCB. Agar tidak ada error pada pembuatan PCB, maka footprint dari komponen
harus tersedia pada libraries, jika belum maka dapat menambahkan dengan meng‐klik “Add/Remove
pada “Explorer & Editor Panel”. Carilah semua footprint dari komponen yang digunakan, jika sudah
langkah selanjutnya adalah mentransfer Netlist yang sudah dibuat sebelumnya. Pada toolbar menu klik
Design >> Load Nets… Pada window yang muncul klik “Browse”, pada explorer tree, pililah nama project
yang ingin dibuat PCB, lalu klik 2x pada folder Documents.

Gambar 7. Netlist yang akan ditransfer ke PCB

Kemudian klik OK, lihatlah pada kolom error ada error atau tidak. Jika sudah benar semua maka
data dapat dibuat PCB, jika masih terdapat error, telusuri error tersebut, misalnya didapatkan pesan
error “Footprint (nama footprint) Not Found”, maka nama footprint tersebut tidak dapat ditemukan.
Hal ini bisa disebabkan Libraries Footprint komponen tersebut tidak dimasukkan pada bagian libraries
PCB atau kesalahan yang disebabkan salah mengetik pada saat memberikan attribute pada komponen.
Jika salah dalam memasukkan nama attribute, maka kembalilah pada dokumen skematik, koreksi pada
error tesebut, buatlah netlist kembali dan cobalah untuk mentransfer netlist ke dalam dokumen PCB.
Kemudian, aturlah letak komponen‐komponen yang sudah di transfer tadi sedemikian rupa. Jika
sudah diatur, kita akan memberikan batas (besar) dari papan PCB yang akan kita buat. Untuk itu klik
mode view layer menjadi “KeepOut Layer”.

Gambar 8. Mengubah Mode View menjadi Keepout Layer.

Klik lah icon /Place Line, buatlah bentuk persegi agar mengelilingi semua komponen tadi,
jika mode sudah benar maka garis yang muncul akan berwarna Ungu. Setelah dibuat batas PCB maka
langkah terakhir adalah membuat jalur (routing) untuk setiap komponen. Namun sebelum merouting,
kita harus memberikan aturan‐aturan (Rules) kepada Protel dalam merouting komponen tersebut.
Contohnya, besar jalur yang akan dibuat. Untuk membuat Rules, pada menu bar klik Design >> Rules…
maka akan muncul sebuah window “Design Rules”, klik pada tab Routing. Pada Rule Classes terdapat list
rule dari protel. Nilai‐nilai tersebut merupakan nilai default dari protel. Item rule yang akan kita ubah
hanya 3 buah, yaitu Clearance Constraint, Routing Layer, dan Width Constraint. Clearance Constraint
menunjukkan berapa besar jarak antara 2 buah jalur yang berdekatan. Routing Layer menunjukkan layer
yang kita gunakan. Sedangkan Width Constraint, menunjukkan berapa lebar jalur yang akan dibuat.
Untuk mengubahnya pada Rule Classes klik Clearance Constraint, lalu klik Properties pada pojok
kanan bawah, ubahlah nilai minimum clearance sesuai dengan design yang diinginkan, jika sudah klik
OK. Lakukan hal yang sama pada Routing Layer, namun kali ini kita akan memilih, layer apa yang
digunakan. Untuk pembuatan PCB biasa, kita biasanya hanya menggunakan Bottom Layer, kecuali jika
menginginkan untuk membuat ke industri PCB. Karena hanya menggunakan Bottom Layer, maka pada
bagian Top Layer ubahlah menjadi Not Used, scroll ke bawah dan isikan pada bagian Bottom Layer
sesuai selera (asal bukan Not Used!). Jika sudah semuanya dilakukan klik Close untuk menutup window.
Untuk memulai membuat jalur pada menu bar pilih Auto Route >> All.. pada window yang
muncul klik Route All. Tunggulah beberapa saat hingga proses routing selesai. Jika terdapat jalur
berwarna merah, maka design rules pada bagian Routing Layer belum di set menjadi Not Used. Apabila
masih terdapat 2 jalur berbeda yang saling bersinggungan, kita harus mengubah letak komponen hingga
jalur tidak ada yang bersinggungan. Untuk itu kita harus meng‐unroute semua jalur yang telah dibuat
terlebih dahulu. Pada menu bar pilih Tools >> Un‐Route >> All.. Maka jalur yang sudah di‐routing akan
hilang, cobalah untuk mengatur, memindahkan komponen‐komponen tersebut atau mengubah
orientasi dengan cara memutarnya. Setelah itu cobalah untuk me‐routing kembali, jika masih ada
kesalahan ulangi lagi proses routing sampai didapatkan hasil yang baik.

Note: 1000 mil = 1 inch
Tips: Satuan default yang digunakan pada protel adalah mil, untuk mengubah menjadi mm, tekan
tombol huruf ”Q” satu kali saja sebelum membuat Design Rules atau ketika ingin mengubah besar Pad.
Tricks: Agar footprint yang digunakan menjadi lebar untuk memudahkan dalam mengebor dan
menyolder komponen, maka sebelum di routing ubahlah nilai pad (kaki footprint) dengan meng‐klik 2x
pada pad yang ingin diubah. Masukkanlah nilai X‐Size dan Y‐Size sesuai dengan keinginan desain.


Gambar 9. Hasil Routing Komponen

Gambar 10. Hasil Tampilan 3D

3. Mem‐print Dokumen PCB & Pembuatan PCB
Langkah yang paling akhir dari pembuatan PCB adalah mem‐print jalur rangkaian yang telah
dibuat dan mentransfernya ke PCB. Untuk memprint dokumen, lakukan langkah‐langkah berikut ini:
• Pada menu bar dokumen PCB klik, File >> Print / Preview
• Maka akan muncul dokumen baru yang bernama Preview PCB.
• Klik kanan pada “Multilayer Composite Print”, lalu ikutilah konfigurasi pada gambar dibawah
ini. Untuk Layer kita dapat membuang atau menambahkan dengan Add dan Remove. Buatlah
susunan layer seperti pada gambar dengan MultiLayer berada paling atas dan KeepoutLayer
berada pada lapisan paling bawah.

Gambar 11. Mengatur Print PCB

• Selanjutnya kita dapat mem‐print dokumen tersebut.
• Kemudian untuk mengetahui letak komponen pada PCB, aturlah dokumen PreviewPCB dengan
konfigurasi yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

Gambar 12. Konfigurasi untuk Menampilkan Letak Komponen

 Tips : untuk mempersingkat pengerjaan ,disarankan menggunakan shortcut
Shortcut Protel 99SE :
  •  PL   :     Menempatkan jalur PCB
  •  PC   :    Menempatkan komponen
  •  PD   :    Menempatkan ukuran dimensi
  •  PU   :    Menempatkan/membuat lingkaran
  •  PS   :    Menempatkan text
  •  PP   :    Menempatkan pad/titik kaki komponen
  •  DO  :    Seting Layer dan Option Grid
  •  PG   :    Menempatkan Polygon
  •  PV   :    Menempatkan sambungan
  •  PF   :    Menempatkan/membuat kotak 

jika masih bingung juga saya akan bantu disini


Semoga Bermanfaat  End...Good luck
created by  ZtruM.com - Protel 99SE di Windows 7

Daftar Istilah Dunia Telekomunikasi


Daftar kata-kata/Istilah/singkatan dalam dunia Telekomunikasi :

  • 2G : Second Generation

  • 3G : 3rd Generation

  • 4G : Fourth generation

  • 3GPP : 3rd Generation Partnership Project

  • AMPS : Analog Mobile Phone System

  • ARQ : Automatic repeat request

  • AWG : Arrayed Waveguide Grating

  • BBE : Background Block Errors

  • BCS :  Block Check Sequence

  • BER : Bit Error Rate

  • BCH : Broadcast Channel

  • BCCH : Broadcast control channel

  • BSC : Base Station Controller

  • BSCI : BSC Interface

  • BSS : Base Station System

  • BTS : Base Transceiver Station

  • BTSE : Base Transceiver Station Equipment

  • BTSM : BTS Site Manager

  • CCCH : Common Control Channel

  • CCS7 : Common Channel Signaling 7

  • CCU : Channel Codec Unit

  • CGI : Cell Global Identity

  • CML : Command Manual

  • COM: Communication

  • CS : Circuit Switch

  • CS : Coding Scheme

  • CU : Carrier Unit

  • DB : Data Base

  • DBAEM : Database Emulation

  • DCCH : Dedicated Control Chanel

  • DL : Downlink

  • DLCI : Data Link Connection Identifier


  • E1 : European PDH Signal, Level 1

  • EDGE : Enhance Data rate for GSM Evolution

  • EPC : Evolved Packet Core

  • E-UTRAN : Evolved UMTS terrestrial radio access network

  • eMBMS : Evolved multimedia broadcast multicast service

  • eNB : Evolved Node B

  • EPC : Evolved packet core

  • E-UTRA : Evolved UTRA

  • E-UTRAN : Evolved UTRAN

  • ETS : European Telecommunications Standard

  • ETSI : European Telecommunications Standards Institute

  • FBG : Fiber Bragg Grating

  • FC : Fiber Channel

  • FCC : Federal Communications Commission

  • FDD : Frequency division duplex

  • FDMA : Frequency division multiple access

  • FFT : Fast Fourier transform

  • FRC : Fixed reference channel

  • FPGA : Field Programmable Gate Array

  • FTP : File Transfer Protocol

  • FTPS : File Transfer Protocol Secure

  • G-AIS: Generic Alarm Indication Signal

  • GbE :Gigabit Ethernet

  • GCC: Generic Communication Channel

  • GFP-T: Generic Framing Protocol – Transparent

  • GPRS :General Packet Radio Service

  • GSM :Global system for mobile communication

  • HARQ :Hybrid automatic repeat request

  • HDTV: High Definition TV

  • HI: HARQ indicator

  • HSDPA: High speed downlink packet access

  • HSPA: High speed packet access

  • HSUPA :High speed uplink packet access

  • IFFT: Inverse FFT

  • IEEE: Institute of Electrical and Electronics Engineers

  • ISDN: Integrated Services Digital Network

  • IP: Internet protocol

  • ITU: International Telecommunication Union

  • ISI: Inter-Symbol Interference

  • LOS: Loss of Signal

  • LSB: Laser Safety Bus

  • LVD: Low Voltage Disconnect

  • LWL: Lichtwellenleiter

  • MAC: Media Access Control

  • MCF :Message Communication Function

  • LTE :Long term evolution

  • MAC: Medium access control

  • MBMS: Multimedia broadcast multicast service

  • MBSFN: Multicast/broadcast over single-frequency

  • MCH: Multicast channel

  • MIMO: Multiple input multiple output

  • MISO: Multiple input single output

  • MME: Mobility management entity

  • MU-MIMO: Multiple user MIMO

  • NGN ;Next generation network

  • NAT: Network Address Translation

  • NMT: Nordic Mobile Telephone

  • OFDM :Orthogonal frequency division multiplexing

  • OFDMA: Orthogonal frequency division multiple accsess

  • PS : Packet Switch

  • PAPR: Peak-to-average power ratio

  • PAR: Peak-to-average ratio

  • PBCH : Physical broadcast channel
  • PDH : Plesiochronous Digital Hierarchy
  • PCH : Paging channel
  • PDCCH : Physical downlink control channel
  • PDCP : Packet data convergence protocol
  • PDN : Packet Data Network
  • PDSCH: Physical downlink shared channel
  • PHICH : Physical hybrid ARQ indicator channel
  • PHY : Physicallayer
  • PRACH: Physical random access channel
  • PMCH : Physical multicast channel
  • PMI : Pre-coding matrix indicator
  • PSK: Phase Shift Keying
  • PSTN: Public Switching Telephone Network
  • P-SCH : Primary synchronization signal
  • PUCCH : Physical uplink control channel
  • PUSCH : Physical uplink shared channel
  • QAM: Quadrature amplitude modulation
  • QPSK: Quadrature phase shift keying
  • RB :Resource block
  • RMC: Reference measurement channel
  • RNC: Radio network controller
  • RRC: Radio resource control
  • RS: Reference signal
  • P-CCPCH: Primary common control physical channel
  • PCFICH: Physical control format indicator channel
  • NZ-DSF: Nonzero-dispersion-shifted Fiber
  • OADM: Optical Add-Drop Multiplexer
  • OChP: Optical Channel Protection
  • ODF: Optical Distribution Frame
  • ODU: Optical channel Data Unit
  • OEM :Original Equipment Manufacturer
  • OLC :Optical Link Commissioning
  • OLR: Optical Line Repeater
  • OMN: Operating Manual
  • OMS :Optical Multiplex Section
  • ONN :Optical Network Node
  • ONN-I: Optical Network Node – Interconnect
  • ONN-I80: Optical Network Node – Interconnect 80 Channels
  • ONN-R :Optical Network Node – Reconfigurable
  • ONN-R80 :Optical Network Node – Reconfigurable 80 Channels
  • ONN-S :Optical Network Node – Small
  • ONN-T: Optical Network Node – Terminal
  • ONN-T80 :Optical Network Node – Terminal 80 Channels
  • ONN-X: Optical Network Node – Cross-Connect
  • ONN-X80: Optical Network Node – Cross-Connect
  • OPEX :Operational Expenditure
  • OPU: Optical channel Payload Unit
  • OSA :Optical Spectrum Analyzer
  • OSC :Optical Supervisory Channel
  • OSNR: Optical Signal to Noise Ratio
  • OSU: Optical Supervisory Unit
  • OTDR :Optical Time Domain Reflectometer
  • OTH: Optical Transport Hierarchy
  • OTN: Optical Transport Network
  • OTS: Optical Transport Section
  • PXC: Photonic Cross-Connect
  • QoS: Quality of Service
  • ROADM: Reconfigurable OADM
  • ROPA: Remote Optically Pumped Amplifier
  • SAE :System architecture evolution
  • SAP: Service access point
  • SC-FDMA :Single carrier frequency division multiple access
  • S-GW :Serving gateway
  • SIMO: Single input multiple output
  • SIP: Session Initiation Protocol
  • SISO :Single input single output
  • SU-MIMO :Single user MIMO
  • SNR: Signal to noise ratio
  • TDD: Time division duplex
  • TDMA: Time division multiple access
  • TR :Technical report
  • TrCH :Transport channel
  • TTA :Telecommunications Technology Association
  • TTI :Transmission time interval
  • TL1: Transaction Language 1
  • TMN :Telecommunication Management Network
  • UDP: Universal Datagram Protocol
  • ULH :Ultra Long Haul
  • UMN: User Manual
  • UCI :Uplink control indicator
  • UE: User equipment
  • UL :Uplink
  • UL-SCH :Uplink shared channel
  • UMB: Ultra-mobile broadband
  • UMTS: Universal mobile telecommunications system
  • UTRA: Universal terrestrial radio access
  • UTRAN: Universal terrestrial radio access network
  • VACM: View-based Access Control Model
  • VLAN :Virtual Local Area Network
  • VOA :Variable Optical Attenuator
  • WAN: Wide Area Network
  • WDM :Wavelength Division Multiplexing
  • WEEE :Waste Electrical and Electronic Equipment
  • WSS :Wavelength Selective Switch
  • XFP 10 Gbit/s: Small Form-Factor Pluggable
  • XPM :Cross Phase ModulationSTM : SynchronousTransport Module level 1 CWDM : Coarse Wavelength Division Multiplexing

free counters